28 Agustus 2008

Demi Waktu....















Waktu demikian cepat berlalu, sebagaimana yang telah diindikasikan dalam Al-Quran Surah Al-Ashri. Masih terbayang ketika Ashri anak tertua saya (dalam foto kiri belakang) yang masih berumur 2 tahun dengan sigap membantu mamanya mengambilkan celana ganti untuk adiknya Dani (depan kanan) yang habis pipis. Demikian pula rasanya masih di pelupuk mata bagaimana Dani mengacung-ngacungkan kakinya kepada neneknya untuk menunjukkan sepatu barunya.
Hari ini kami sudah berenam, yang dua, Affan dan Dinda, menyusul dalam rentang waktu yang cukup jauh dari abang-abangnya. Alhamdulillah, Dinda yang seorang puteri melengkapi anggota keluarga kami dan sekarang sudah mulai menapak ke SMP. Tanpa terasa pula ketiga anak kami sudah meninggalkan rumah untuk studi di Bandung.

Pengalaman ini tentu suatu siklus yang boleh dikatakan semua kita melaluinya. Kalau dulu sebagai anak kita yang mengalami "belajar terbang", lalu sebagai orang dewasa kita melihat kejadian yang sama pada keluarga-keluarga lain. Akhirnya kita merasakan ditinggalkan oleh anak-anak yang mulai merajut jenjang kehidupan mereka masing-masing.

Sesuai dengan peringatan Surah Al-Ashri itu, kita memang harus bisa menyikapi cepatnya perjalanan waktu dengan baik dan bijak. Terlepas dari kadar keberhasilannya, sebagai orangtua kita harus pandai menumbuhkan dan memupuk rasa cinta keluarga pada jiwa anak-anak sejak mereka masih kecil karena waktu kita sangat terbatas.

Jika dihitung dalam satu hari maka rata-rata kita berinteraksi dengan anak hanya sekitar 5 sampai 6 jam, atau sekitar setengah dari waktu mereka bersama orang lain. Dari sekian lama itu, berapa lama dan berapa banyak kita berbincang-bincang dengan anak kita. Dari sisi mereka, berapa sering dan berapa lama pula mereka sempat mengamati dan berinteraksi dengan kita?

Karena itu, jalan yang mudah dan sederhana untuk memanfaatkan waktu kita yang sempit ini sebagai orangtua adalah dengan menghemat waktu kita di luar rumah dan memberi contoh yang baik dan benar secara konsisten di rumah. Dengan demikian, mudah-mudahan harapan kita terpenuhi bak kata pepatah: setinggi-tinggi terbang bangau, ke kubangan juga dia kembali.... (benar ga sih...?)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar