28 November 2008

HAMKA: Sang Legenda yang Istiqomah

Hamka tidak hanya produktif menulis tapi juga aktif di lingkungan media massa cetak. Sejak tahun 1920-an beliau menjadi wartawan beberapa koran antara lain Pelita Andalas, Seruan Islam, Bintang Islam, dan Seruan Muhammadiyah. Karirnya meningkat jadi editor majalah Kemajuan Masyarakat pada tahun 1928. Empat tahun kemudian, sebagai editor beliau sekali gus penerbit majalah al-Mahdi di Makasar. Selain itu Hamka juga pernah menjadi editor majalah Pedoman Masyarakat, Panji Masyarakat dan Gema Islam.

Segala aktifitas dan produktifitasnya ini membuat Hamka mendapat appresiasi secara nasional dan antarbangsa. Pada tahun 1958 Universitas al-Azhar, Kairo, memberikan Hamka anugerah kehormatan Doctor Honoris Causa dan tahu 1974 Universitas Kebangsaan Malaysia menganugrahkan gelar yang sama. Sementara itu pemerintah Indonesia memberikan kepadanya gelar Datuk Indomo dan Pengeran Wiroguno.

Kiprahnya yang bersinggungan dengan pemerintah berlanjut ketika pada tanggal 26 Juli 1977 Menteri Agama Republik Indonesia, Prof. Dr. Mukti Ali melantik Hamka sebagai ketua umum Majlis Ulama Indonesia (MUI). Majelis ini dibawah kepemimpinannya telah menunjukkan reputasi yang disegani karena Hamka tegas dan sangat memegang keyakinannya. Ketika nasehatnya tentang larangan menghadiri perayaan Natal bagi orang Islam tidak diindahkan pemerintah, Hamka memilih mengundurkan diri pada tahun 1981.

Sejak itu beliau lebih banyak berdakwah dan beribadah sampai tidak lama kemudian jatuh sakit. Setelah dirawat selama tujuh hari di RS Pusat Pertamina akibat komplikasi penyakit gula dan jantung, pada hari Jumat tanggal 24 Juli 1981 atau 22 Ramadhan 1401 Hijriah jam 10.41 Hamka berpulang ke Rahmatullah. Berita duka ini terasa sangat menghentak dan nusantara berduka secara mendalam.
Hamka telah lama menghadap Sang Khalik yang dirindukannya namun jasa dan pengaruhnya masih terasa sehingga kini dalam memartabatkan ummat dan agama Islam. Sikap istiqomah yang diperlihatkannya sepanjang hidup telah membawanya dari seorang anak guru di kampung menjadi seorang tokoh besar yang telah mengukir sejarah perjuangan, pergerakan, sastera, jurnalistik, dan kemajuan agama Islam di rantau Asia Tenggara. Dengan otodidak beliau berhasil mendapat pengakuan sebagai scholar melalui berbagai karya tulis dengan gelar Prof. DR. dari universitas terkemuka. Sudah sewajarnya rintisan yang telah dibuat Hamka dapat diteruskan oleh para generasi penerus sebagai salah satu wujud dari upaya mengisi kemerdekaan. Allahuakbar.

Referensi:
http://id.wikipedia.org/wiki/Haji_Abdul_Malik_Karim_Amrullah, http://salam.ui.edu/index.php/Sosial/Mengenang-Jalan-Istiqomah-Sang-Legendaris-HAMKA.html

2 komentar:

  1. beliau memang seorang tokoh bersahaja..dan salahsatu tokoh yg sy kagumi :)

    salam kenal :)

    BalasHapus
  2. Betul, sulit kita cari bandingan beliau. Salam kenal juga. Tks sudah mampir menjenguk blog saya. Mudah2an bisa menikmati tulisan yang lain juga. Wassalam.

    BalasHapus