18 September 2008

Pemilukada Riau: Debat Kandidat

Alhamdulillah saya bisa hadir pada acara Debat Kandidat calon Gubernur dan Wakil Gubernur Riau Kamis 18 September malam. Acara yang baru mulai jam 22.00 itu mendapat atensi yang demikian luas dari masyarakat sehingga hotel tempat acara berlangsung dikawal ketat. Dalam hall yang masuknya diseleksi ketat, para cheer leader masing-masing kadidat heboh dengan yel-yel masing-masing.

Yel-yel itu bersahut-sahutan pada waktu yang dibolehkan pengatur acara, meskipun terasa kurang dipersiapkan dengan baik. Semua kelompok pendukung kelihatan kurang kompak dan kurang lantang. Kadang seperti sekelompok anak kecil yang sedang ejek-ejekan.

Acaranya sendiri ternyata terpotong-potong break yang terasa kontra produktip. Bukan hanya hadirin tidak tau break itu di siaran tv diisi apa, ritme acara debat nampaknya terasa terganggu sehingga ada kemungkinan berpengaruh pada peserta debat. Secara keseluruhan, acara debat itu memang terasa biasa-biasa saja.

Tentang bagaimana kualitas penampilan para kandidat, yang ikut menonton tentu sudah mendapatkan sedikit gambaran. Namun sebagai seorang hadirin yang sudah mengenal para kandidat, saya punya beberapa catatan yang dapat dikemukakan, sebagai berikut:

1. Semua peserta debat tampil tidak pada top performance masing-masing; apakah karena demam panggung akibat under pressure, heboh dan saling serang para supporter, atau memang akibat dari nuansa tegang antarkandidat sendiri.
2. Rasa tegang dan kurang konsennya kandidat mengakibatkan banyak jawaban pertanyaan yang tidak langsung ke inti masalahnya atau tidak fokus dan ada pula yang terlewat. Keadaan ini tentu dapat memberikan sedikit gambaran dari kepribadian, leadership, kompetensi, serta kapabilitas para kandidat.
3. Acara itu tidak dapat menggambarkan sosok atau visi dan misi para kandidat secara utuh karena selain waktunya terlalu singkat juga mereka tampil tidak optimal. Pemilih diharapkan tidak jadi golput tapi tetap memilih the best of the best yang kira-kira sesuai dengan harapan mereka tentang Provinsi Riau ke depan.
Semoga Allah senantiasa merahmati dan mencurahkan kasih sayangnya di Provinsi Riau, Bumi Melayu Lancang Kuning (Sumber foto Riau Pos 19/9/08).

2 komentar:

  1. 'the best of the beast', boss ini senangnya guyon.

    BalasHapus
  2. Itu salah ketik, yang benar the best of the best, boss. thanks.

    BalasHapus