11 Oktober 2008

Pantun: Ekspresi Cerdas Khazanah Melayu

Pantun, menurut saya, adalah ekspresi yang cerdas dalam budaya Melayu. Kata demi kata sarat makna dan kiasan yang diungkapkan dalam khazanah tempatan. Antara sampiran dan isi tidak hanya sekedar ada kesamaan bunyi tapi mempunyai tautan kultural yang kontekstual.

Di Riau, banyak orang ketika mengakhiri sambutan --khususnya para pejabat atau tokoh--sering menyampaikan pantun tapi dalam kehidupan sehari-hari tidaklah seperti pada zaman kesultanan dulu ketika orang bisa berbalas pantun secara spontan. Kelihatannya, makin muda suatu generasi maka akan makin terasinglah pantun jika tidak jadi menu budaya yang dihidangkan dengan baik.

Sesuai pengalaman pribadi saya yang bukan sasterawan, membuat pantun memang tidak mudah. Pernah suatu kali, saya memberikan kata perpisahan pindah kerja dalam bentuk pantun sebanyak 17 bait yang mengherankan hadirin karena dikira dibuat hanya bebrapa menit sebelum acara. Padahal bait-bait itu saya siapkan berhari-hari ; dalam dua hari terakhir jadi susah tidur karena kawatir sambutan itu sekedar jadi pantun akrobatik semacam pantun gaul di ibukota: Jaka sembung makan kedondong,…. Ya ga nyambung dooong...

Karena itu pada blog ini, sebagai sesama awam saya ingin sharing tentang pantun ini. Pada tahap ini bait-bait yang sudah terpampang sebelumnya saya pindahkan ke bawah ini karena sudah cukup banyak dan isinya sudah lewat “masa tayang” yaitu tentang puasa dan pemilukada Riau berikut hasilnya. Ke depan saya berupaya menampilkan pantun-pantun yang lain dan coba menuliskan penerokaan saya yang awam dalam membuat pantun.

Pantun-pantun terdahulu:

Cantik sekali gelang suasa
Digosok dengan si kain satin
Bersihkan hati jelang puasa
Mohon maaf lahir dan bathin
(29 Agustus 2008)

Jika shaum sekedar formal
Ketika siang lemas terkapar
Hendaknya diisi dengan amal
Agar tak cuma haus dan lapar
(3 September 2008)

Awal Ramadhan penuh rahmah
Sepuluh hari puasa berlalu cepat
Sekarang sudah penggal magfirah
Tubuh terasa fit pahala pun dapat
(13 September 2008)

Bila tukang tegak bangunan
Berdoa sebelum memecah tanah
Ramadhan masuk penggal ampunan
Senin Riau pilih pemimpin amanah
(21 September 2008)

Anak kerapu dari Prabumulih
Hendak dipelihara di air payau
Peminpin baru sudah terpilih
Semoga amanah majukan Riau
(23 September 2008)

Membayar zakat kepada fakir
Zakat dibayarkan pagi hari
Puasa segera akan berakhir
Kita rayakan Idhul Fitri

Minal Aidin wal faidzin
Pantun sebagai ganti diri
Mohon maaf lahir dan batin
Semoga kita kembali fitri
(24 September 2008)

Songket dicuci menjadi cantik
Enak dipakai berlama-lama
Gubernur baru tinggal dilantik
Mari kita dukung bersama-sama
(8 Oktober 2008)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar