08 Oktober 2008

Pemilukada Riau: Hasil Hitungan Suara KPUD

Hari Senin 6 Oktober 2008 Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Provinsi Riau melakukan sidang terbuka untuk mengumumkan hasil penghitungan suara hasil Pemilukada Riau yang telah berlangsung tanggal 22 September 2008. Pasangan H.M. Rusli Zainal, SE, MP-Drs. H.R. Mambang Mit dinyatakan sebagai pemenang atau sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Riau perioda 2008-2013. Kemenangan pasangan RZ-MM ini dengan jumlah 1.069.196 suara atau 57,48 persen dari 1.859.947 total suara sah, mengalahkan pasangan Raja Thamsir Rachman-Taufan Andoso Yakin (Tampan) dan Chaidir-Suryadi Khusaini (CS).

KPU juga mengungkapkan "peta" partisipasi pemilih. Ditambah dengan jumlah suara rusak sebanyak 52.436 suara, maka pemilih yang menggunakan haknya ke TPS hanya 1.912.433 atau hanya 40,68 persen dari jumlah yang ada dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) sebanyak 3.223.967 jiwa. Dengan demikian ada 1.311.534 pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya yang mana cukup jauh melebihi jumlah suara yang didapat oleh pemenang yakni 1.069.196 suara.

Sejauh ini belum diketahui sebabnya apakah lebih dominan karena golput atau punya alasan masing-masing yang spesifik. Pendapat yang dapat ditangkap secara sepintas menyatakan karena masyarakat sudah skeptis dengan "menu politik" akibat banyaknya kejadian yang mencoreng muka para politisi, baik di pusat maupun di daerah. Ada pula pemikiran bahwa itu karena masyarakat tidak melihat akan ada pengaruhnya bagi mereka; siapapun yang akan terpilih nampaknya tidak akan banyak merubah nasib mereka. Yang agak lebih positif menyebutkan karena masyarakat sudah memprediksi urutan pemenang dan sudah sependapat dengan kemungkinan itu. Yang jelas, rendahnya partisipasi dalam agenda politik sepenting ini tentu sangat disayangkan.

Ada yang beberapa hal yang perlu jadi catatan tentang rendahnya tingkat partisipasi ini. Pertama, pemenang Pemilukada Riau secara mutlak hanya didukung oleh 33,16 persen pemilih. Karena kita tidak tahu "isi hati" mereka yang tidak menggunakan hak suaranya, tentu cukup berat perjuangan Gubernur dan Wakil Gubernur 2008-2013 ini untuk mendapatkan dukungan penuh dalam bekerja. Kedua, dalam era yang penuh tantangan sekali gus peluang dalam upaya memajukan Riau ke depan, hal ini tentu menunjukkan masih perlunya pendidikan politik yang efektif bagi masyarakat kita. Penentuan nasib dan masa depan bersama tentu tidak bisa diserahkan pada sebagian orang yang peduli saja. Ketiga, keadaan ini harus jadi perhatian kita semua karena kita akan menghadapi Pemilu 2009 yang mungkin memberikan demikian banyak pilihan dengan kualitas peserta Pemilu yang sangat bervariasi. Semoga masyarakat kita makin partisipatif dan cerdas dalam lingkup kehidupan politik.
(Sumber data: www.riauterkini.com)

1 komentar:

  1. Izin pak. Pilkada ini juga sudah menjadi cermin untuk Pemilu 2009 kalau parpol sudah semakin tidak laku lagi. Public trust sudah hilang, dan itu semakin meningkat secara signifikan distrata pendidikan yang lebih tinggi. Yang diperlukan sekarang hanyalah bagaimana mengembalikan kepercayaan publik

    BalasHapus