01 Oktober 2008

Pasca Puasa: Ciri-Ciri Orang Bertaqwa

Kita baru saja selesai menjalankan kewajiban puasa Ramadhan sesuai dengan perintah dalam Surat Al-Baqarah ayat 183, agar kita bertaqwa. Ketika kita gembira dan bersyukur telah dapat melaksanakan perintah yang tidak ringan itu, kadang kita lupa pada ketaqwaan yang jadi goal puasa itu. Khutbah sholat Idul Fitri yang saya ikuti pagi ini antara lain mengupas ciri-ciri orang bertaqwa sebagaimana yang diacu khatibnya dari Al-Quran dan Hadits.

Pada dasarnya ada tiga kelompok ciri orang bertaqwa itu. Pertama, prasyarat orang bertaqwa adalah beriman dengan ciri taat kepada Allah, Rasul, dan para pemimpin sebagaimana yang dinyatakan dalam surat An-Nisa ayat 59. Sementara taat kepada divinity Allah dan kerasulan Muhammad dengan segala ajarannya mutlak dan sudah suatu keniscayaan, maka taat kepada pemimpin dengan tetap mengacu kepada ketentuan Allah dan Rasul.

Kedua, sesuai dengan kandungan sebuah hadits yang diriwayatkan Tabrani, orang bertaqwa itu baik dengan tetangganya. Terhadap tetangga kita harus membantu jika susah, ikut bersukacita atau memuji jika mendapat rahmat atau prestasi, dan berinteraksi secara santun di lingkungan terdekat. Seseorang tidak akan membangun rumah lebih tinggi dari rumah tetangganya; seandainya diperlukan sedemikian sehingga akan menghalangi angin masuk ke rumah tetangganya, maka harus seizin tetangganya itu. Bahkan dalam hal makanan pun kita harus mau berbagi apabila tetangga ikut mencium bau masakan dari rumah kita.

Ciri ketiga orang bertaqwa adalah sabar dan gigih dalam membangun silaturrahim, sebagaimana yang digambarkan oleh hadits lain yang diriwayatkan Tabrani dan Hakim. Seorang yang bertaqwa tetap akan memberi sesuatu kepada orang yang sudah tidak mau memberi dia apa-apa lagi, tetap memaafkan orang yang menzalimi dia, dan tetap berusaha menyambungkan tali silaturrahim dengan orang yang ingin memutusnya.

Kutipan ini mungkin tidak sempurna, baik karena terlewat atau pun ada sumber lain yang tidak dimasukkan. Yang penting, apakah puasa Ramadhan yang baru saja kita selesaikan dapat menanamkam sikap mental sesuai dengan tiga kelompok ciri-ciri diatas, baik secara parsial atau pun sepenuhnya, tentu kita sendiri lah yang bisa mengukurnya. Barangkali dalam konteks inilah kita mengharap agar masih bisa bertemu lagi dengan Ramadhan yang akan datang. Semoga Allah mengabulkannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar